Tampak Pendaftaran Calon Kades Desa Tuo Ilir
TEBO, SJBNews.
OPINI. Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Tuo Ilir Kabupaten Tebo tinggal menghitung hari. Pendaftaran Calon Kepala Desa pun sudah dimulai beberapa hari yang lalu. sebagaimana informasi yang telah disampaikan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Tuo Ilir tahun 2020, yakni Sdra, Azuar Anas, SH. Bahwa sudah ada 3 Bakal Calon (Balon) yang sudah mendaftarkan diri dalam Pilkades tahun ini.
Di antaranya adalah, pertama Sdra. Hikmat Nazri yang merupakan incumbent (Petahana), yang kedua Sdra. Zarwaki. A yang menjabat sebagai Kadus Ulu (I), dan yang terakhir Sdra. Eli Suhairi, A. Ma yang sementara ini masih menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Adat.
Dapat kita cermati bersama, bahwa dalam sebuah kompetisi atau perlombaan sudah barang tentu kita menantikan lahirnya seorang super bintang yang keluar sebagai pemenang. Meski kita semua sepakat bahwa yang mendaftar diri ketiga-tiganya adalah putra terbaik, akan tetapi kita pun punya asumsi, pasti ada yang terbaik di antara yang baik tersebut. Dan itu berdasarkan kapasitas yang dimilikinya untuk menjadi seorang pemimpin.
Lalu, kapasitas pemimpin seperti apakah yang kita butuhkan untuk menahkodai Desa Tuo Ilir 5 tahun ke depan? Karena tidak dapat kita pungkuri sudah banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang sudah menanti.
Ini sangat menarik menurut saya untuk kita bedah bersama. Modalnya sederhana mari kita jernihkan pikiran, buka cakrawala berpikir yang lebih luas serta lakukan timbang baik dan buruknya. Tujuannya pun sederhana agar kita tidak salah arah serta mengulangi kesalahan yang sama. Setidaknya ini bisa menjadi pedoman awal kita untuk memilih pemimpin yang benar-benar tepat dan pantas. Meski kita pun sama-sama menyadari tidak ada yang benar-benar sempurna.
Menurut kacamata saya sepanjang beberapa tahun terakhir benar-benar menetap di Desa Tuo Ilir yang kita cintai ini, ini boleh diterima ataupun tidak. Ada beberapa kapasitas yang harus dimiliki untuk menahkodai Desa Tuo Ilir 5 tahun ke depan.
1. Kemampuan manejerial yang baik
Menurut hemat saya siapapun pemimpin yang terpilih nanti dia wajib memiliki kemampuan manejerial yang baik, yakni mutlak hukumnya memiliki sistem manajemen waktu atau disiplin diri yang baik serta mampu mengakomodir dan memobilisasi bawahannya, terutama untuk membenahi permasalahan internal. Kenapa ini wajib dikarenakan ini merupakan pondasi awal jika permasalahan lain dapat terselesaikan.
Lalu ada apa dengan internal yang ada di desa kita. Sebaiknya saya katakan dengan jujur. Para perangkat dan lembaga desa kita belum berjalan sesuai dengan tupoksi (Tugas pokok dan fungsi) nya masing-masing. Jadi, kepala desa yang terpilih harus melakukan pembenahan masalah ini. Agar roda kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.
Solusinya lakukan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan hingga mereka tahu tupoksi masing-masing serta mampu mengemban tugas yang diberikan. Selanjutnya lakukan evaluasi kinerja.
2. Tidak anti kritik
Lah! kita bisa bercermin jika ada cermin kan. Begitu pula seorang pemimpin dia bisa tahu kelemahan dan kekurangannya sebagai seorang pemimpin bila ada saran dan kritikan. Ini modal paling utama untuk membawa perubahan.
Dengan adanya pemimpin yang tidak anti kritik. Maka akan ada musyawarah mufakat di sana. Dengan adanya pemimpin yang mau menerima kiritikan maka akan ada transparansi di sana. Dengan adanya pemimpin yang demikian akan ditemukan solusi dan hasil yang terbaik.
Solusinya selalu libatkan semua lapisan masyarakat dalam mengambil keputusan, selami lebih dalam kebutuhan mereka, terutama masalah pembangunan. Bahkan saya mengidam-idamkan ada kotak saran/kritikan di kantor desa untuk menampung aspirasi masyarakat.
3. Memiliki kepekaan sosial
Tidak sedikit saya dengar masyarakat kita sudah tidak mau menyerahkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) ketika ada yang datang meminta. Tidak usah saya sebutkan secara detail, karena ini sudah menjadi rahasia umum.
Semoga fenomena ini menjadi bahan intropeksi bersama bagi kita. Bayangkan alangkah sudah sampai sebegitu tidak percaya masyarakat kita atas pemangku kebijakan.
Harap diketahui duhai para kandidat yang akan berjuang. Gunakanlah kekuasaan untuk menolong sesama, jangan gunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Bangun kepekaan sosial untuk mendengar keluh kesah kaum fakir, miskin, anak yatim, para guru-guru ngaji, guru-guru madrasah, pegawai syara' serta lainnya.
Solusinya pemimpin yang terpilih harus mengevalusi ulang para penerima bantuan. Kalau perlu bentuk tim khusus untuk melakukan pendataan demi menghindari nepotisme serta kejar bola buat bantuan yang masih tercecer di luar.
4. Memiliki inisiatif ke arah perubahan
Pemimpin yang terpilih ke depannya wajib memiliki inisiatif untuk mengubah tatanan pembangunan dari yang awalnya bersifat komsumtif ke arah yang lebih produktif.
Usahakan pembangunan selanjutnya akan lebih berfokus pada peningkatan PAD serta mampu membantu menggerakkan roda perekonomian di desa.
Solusinya libatkan kaum muda untuk proses seperti ini, karena mereka memiliki semangat serta ide-ide yang masih segar. Selain itu manfaatkan potensi yang ada melalui Dana Bumdes. Bumdes perlu kita kelola lebih baik lagi, karena ia bisa menjadi ujung tombak untuk kemajuan desa kita tercinta.
Penulis : R. Solihin
Editor : Laima Mendahara